
Berita
Konsinyasi Uji Coba Model Pelindungan Bahasa


Jakarta, 11 Oktober 2023–Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melalui Kelompok Kerja dan Layanan Profesional (KKLP) Pelindungan dan Pemodernan menyelenggarakan kegiatan Uji Coba Model Pelindungan Bahasa pada 10—13 Oktober 2023 di Hotel Aston Priority Simatupang, Jakarta Selatan. Pada kegiatan ini, terdapat tiga model Pelindungan Bahasa yang diuji coba, yaitu Model Digitalisasi Pemetaan Bahasa, Model Pengukuran Daya Hidup Bahasa, dan Model Registrasi Bahasa.
Model Digitalisasi Pemetaan Bahasa berisi uraian mengenai prosedur kerja dalam pengentrian data kosakata bahasa daerah dan penghitungan dialektometri serta leksikostatistik untuk menentukan status isolek dan kekerabatan bahasa dengan menggunakan aplikasi Dialek. Sementara itu, Model Pengukuran Daya Hidup Bahasa berisi uraian mengenai prosedur pengukuran daya hidup bahasa daerah yang mencakup pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, dan diseminasi hasil pengukuran daya hidup bahasa dengan menggunakan aplikasi VIBA.
Adapun Model Registrasi Bahasa berisi uraian mengenai prosedur kerja penginputan data hasil kegiatan pelaksanaan RevitalisasiBahasa Daerah yang dilaksanakan oleh balai/kantor bahasa serta simulasi penginputan data mandiri oleh partisipan program Revitalisasi Bahasa Daerah melalui registrasi terbuka (open access). Dalam melakukan uji coba ini, KKLP Pelindungan dan Pemodernan berkolaborasi dengan tim ahli dari Politeknik Statistika STIS, Politeknik Negeri Bandung, dan Cisco Networking Academy. Uji coba secara kolaboratif ini dibutuhkan untuk mengetahui keterandalan aplikasi dan hal-hal lain terkait dengan pemanfaatan statistik dan teknologi informasi dalam ketiga model pelindungan bahasa yang telah dikembangkan.
“Kita perlu melakukan uji coba untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dari aplikasi ini sebelum diterapkan,” ujar Inayatusshalihah selaku Ketua Kegiatan Uji Coba Model Pelindungan Bahasa. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa kolaborasi ini penting mengingat tim internal KKLP Pelindungan dan Pemodernan tidak memiliki kepakaran di bidang teknologi informasi. “Kita perlu bekerja sama dengan para ahli di bidang teknologi informasi untuk mengembangkan aplikasi ini,” imbuhnya. Melalui kegiatan ini, Inayatusshalihah berharap agar model-model pelindungan bahasa yang dikembangkan dan telah diuji coba ini dapat mengoptimalkan kegiatan pelindungan bahasa daerah di Indonesia. (And)